Jumat, 01 Juli 2016

Musim Ujian

Kemarin murid saya yang tidak pernah betah duduk diam ketika belajar membawa bilah bambu ke kelas saat jam istirahat. "Nemu di belakang," jawabnya singkat ketika kutanya. Tak lama, dia bersama kawannya yang lain meminjam pisau entah dari mana, "mau bikin mainan bu," lagi-lagi dia menjawab ketika kularang membawa pisau ke kelas. Akhirnya kubiarkan saja. Kuperhatikan apa yang diperbuatnya dengan bambu dan pisau itu. Dan lebih kurang setengah jam, bilah bambu itu telah berubah wujud menjadi pedang-pedangan kecil dengan bentuk yang memang mirip pedang. Rupanya anak itu memiliki bakat yang luput dari pengamatanku.
Lain lagi dengan muridku yang satunya, dia kesulitan membaca di usia yang telah remaja, tapi sangat pandai dalam matematika. Atau yang satunya lagi yang lebih senang bernyanyi dan pandai memainkan alat musik, tapi kesulitan dalam hampir semua mata pelajaran.
Sementara ujian telah di ambang mata..saya jadi sangat khawatir. Mampukah mereka dengan kemampuan yang berbeda-beda itu melaksanakan ujian dengan standar penilaian yang sama?
Saya jadi membayangkan, sekiranya para siswa itu diibaratkan penghuni kerajaan binatang seperti harimau, gajah, burung, monyet, ikan, banteng, kancil, kura-kura, dsb. Kemudian suatu hari mereka harus mengikuti ujian di sekolah dengan mata ujian "memanjat pohon," kira-kira siapa yang bakalan lulus?
Tak salah kiranya ketika Albert Einstein berkata bahwa setiap orang itu jenius. Namun jika kita menilai ikan dari kemampuannya memanjat pohon, maka seumur hidup dia akan merasa dirinya bodoh.

(NB: Buat anak-anakku kelas 6, selamat mempersiapkan diri menempuh ujian. Ingat, nilai bisa dicari, kejujuran tak bisa dibeli!)

Ruang Kelas, Selepas Mengajar
25 Maret 2016
pukul 10:57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah dua minggu di rumah saja

Setelah dua Minggu di rumah saja. Beberapa hari ini hujan mengguyur tak kenal ampun. Tak ada yang tahu akan seperti apa hidup ini.