BURUNG
BAGHDAD
Tak diragukan lagi, Margrave (1) August Michael Von
Paulsen Quigg banyak mewarisi kearifan dan kepandaian khalifah Harun Al Rasyid.
***
Restoran Quigg merupakan sebuah restoran yang terletak di Fourth Avenue(2).
Jalan itu terletak di sebuah kota yang selama
pertumbuhannya, agaknya telah banyak dilupakan orang. Fourth Avenue terlahir dan
berkembang di sepanjang distrik Bowery
terbentang ke arah utara dan dikelilingi oleh pemandangan yang indah. Selanjutnya,
jalan itu melintasi fourteenth street
yang untuk sesaat akan membuat kita diselimuti kekaguman
yang luar biasa ketika pandangan kita tertuju pada museum dan gedung-gedung
pertunjukkan murah. Walaupun mungkin tidak cukup serasi bila disandingkan
dengan boulevard (3) lainnya
yang membentang ke arah barat, atau pun kota-kota yang tumbuh di sepanjang
pinggang jalan ke arah timur. Jalan itu melewati union square(4). Dan disini, derap kaki kereta kuda akan terdengar serentak
bergemuruh bersahutan dengan derap langkah kaki sebarisan pasukan yang
meneriakkan yel yel kemenangan. Tapi sekarang, semuanya disergap oleh
kesunyian. Gunungan bangunan-bangunan persegi yang mengerikan telah berdiri
kokoh seumpama benteng-benteng pertahanan, menjulang tinggi seolah hendak menggapai
awan dan mencakar langit, tempat ribuan budak mati-matian bekerja sepanjang
hari di balik meja-meja mereka seolah tanpa lelah. Di bawah bangunan-bangunan
tersebut, hanya terdapat beberapa toko
buah-buahan kecil, beberapa binatu, dan deretan toko buku, dimana anda akan
melihat salinan “Littell’s Living Age”
dan novel-novelnya G.W.M. Reynold di
etalase. Dan selanjutnya kita akan dibawa meluncur pada kesunyian abad pertengahan
di sepanjang persisian toko-toko yang menjual barang-barang antik.
Konon, setiap malam tiba, akan nampaklah para pria dalam balutan baju besi
usang berdiri di jendela-jendela, seolah
memperingatkan mobil-mobil yang melaju kencang
dengan mengangkat sarung tangan mereka
yang terbuat dari besi yang telah berkarat.
Mereka mengenakan baju zirah lengkap, penutup kepala, moncong senapan,
logam penutup dada, pistol, pedang dan belati. Mereka adalah para tentara yang
telah gugur dan meninggalkan kita semua dengan gagah berani. Bayangan mereka
tampak bersinar di bawah lampu
remang-remang. Disana sini dari sudut sebuah kedai minuman (bar) yang diterangi
oleh kelap kelip cahaya lampu Halloween atau pun lampu yang terbuat dari phospor
yang gemerlapan, penduduk kota yang berdiam di rumah, akan memiliki sedikit
keberanian akibat pengaruh dari gelas-gelas bir mereka, untuk berjalan melintasi
Eldrick Avenue yang memiliki catatan
sejarah sebagai sebuah tempat yang pernah mengalami peristiwa yang menumpahkan
banyak darah. Sebuah pertempuran. Tapi apakah
sebuah jalan layak ditutup hanya karena di jalan itu pernah terdapat banyak
orang yang mati, dan terinjak oleh penduduk kota yang ketakutan, yang padahal
hati mereka sendirilah yang tenggelam dalam jeritan-jeritan kematian?
Tidak! Tidak di fourth avenue. Tidak setelah taburan kertas-kertas emas yang
mengiringi kemeriahan Little Rialto(5)-
tidak setelah dentuman drum yang
menggema di Union Square. Disana tidak perlu ada air mata, hadirin sekalian: tapi
kematian dari sebuah jalan. Karena sebuah pekikan, jeritan dan kecelakaan, fourth avenue akan menghilang dengan
cepat, tenggelam kedasar terowongan di thirty fourth dan tidak akan pernah
terlihat kembali.
Tak jauh dari drama menyedihkan
tentang pembubaran jalan itu, telah lama berdiri restoran Quigg yang sederhana. Apabila kita memandang pada reruntuhan batu
bata merah di depannya, maka pandangan kita akan langsung tertuju pada sebuah
jendela yang dipenuhi oleh tumpukan jeruk, tomat, berlapis-lapis kue, pai,
asparagus kalengan, serta terdapat hiasan lobster yang terbuat dari kertas
serta dua ekor boneka kucing kecil tergeletak di atas tumpukan selada. Jika
anda sudi untuk duduk pada salah satu meja yang tersedia disana, yang taplaknya
telah ternoda oleh noda bekas kopi yang ditinggalkan oleh orang Jepang
pengunjung sebelumnya.- untuk duduk disana dengan sebelah mata tertuju pada
payungmu dan yang sebelah lagi pada botol dan saus buatan yang diteteskan untuk membodohi kita oleh
seorang cenayang sialan yang mengaku-ngaku sebagai orang terdekat dan teman
terkasih kita, “sang bangsawan India”
Nama Quigg berasal dari ibunya.Salah satu nenek moyangnya adalah seorang
margrave, keturunan raja-raja dari Saxony(6), masih
memiliki garis keturunan sebagai pewaris takhta kerajaan. Ayahnya adalah
seorang anggota Tammany(7).
Karena percampuran perkawinan, ia malah mendapati dirinya tidak menjadi seorang
pewaris takhta maupun seorang politikus atau pekerja pemerintahan yang bekerja di
City Hall(8).
Pada akhirnya dia membuka sebuah rumah makan. Dia sebetulnya adalah seorang pemikir yang gemar membaca. Bisnislah yang
telah memberinya kehidupan, meskipun dia tidak terlalu menyukainya dan
memberikan hanya sedikit saja perhatian pada bisnisnya itu. Dalam kehidupannya,
dia memiliki dua sisi. Satu sisi dirinya sebagai seorang pebisnis, sedangkan
sisi yang lainnya lagi merupakan seorang yang amat puitis dan juga romantis.
Kegelisahan hatinyalah yang membawanya pada petualangan. Pada siang hari dia
adalah Quigg, sang pemilik restoran.
Tetapi pada malam hari, dia adalah seorang margrave,
sang bangsawan, pewaris takhta-pangeran Bohemian(9),
yang datang ke kota untuk mencari petualangan dan misteri terpendam yang sangat
sukar untuk dijelaskan.
Suatu malam, pada pukul 9, yang
merupakan waktunya restoran tutup, seperti biasa Quigg mulai menyusuri jalanan di sepanjang broadway(10), bertualang dan mencari sesuatu
yang dapat memuasakan batinnya. Ada perpaduan antara asing, militer, dan artistik dalam penampilannya malam itu. Dia
mengancingkan kerah jas nya tinggi-tinggi di bawah jenggot coklat abu-abu nya yang
dipangkas pendek. Kemudian dia berjalan lurus ke arah barat, menuju kanal di
pusat kota. Dalam sakunya, dia menyimpan berbagai macam kartu yang di atasnya
terdapat bermacam-macam tulisan. Masing-masing kartu tentu saja sangat bernilai
untuk restorannya. Tapi beberapa hanya berupa kartu untuk pemesanan semangkuk
sup atau sandwich dan kopi. Beberapa berlaku untuk satu, dua , tiga, atau lebih
untuk paket makanan penuh. Beberapa yang lainnya malah hanya untuk satu jenis
makanan saja. Sangat sedikit yang merupakan paket makan untuk satu minggu.
Akan halnya dengan kekayaan dan
kekuasaan, mungkin sang margrave tidak
memiliki apa-apa. Tetapi dia memiliki hati seorang khalifah. Mungkin dia tidak
sebaik harun Al-Rasyid. Dan mungkin juga beberapa potongan emas di Baghdad
telah menyimpan sedikit kehangatan dan harapan diantara pasar dan rebusan
daging sapi Quiggs, juga diantara para pemancing dan seorang sufi bermata satu
dari Manhattan.
Melanjutkan petualangannya dalam mencari
romantisme hidup, sebagai pelarian dari kesedihan yang mungkin dialaminya, Quiggs jadi lebih menyadari sesuatu dengan cepat.
Seperti halnya saat itu, kerumunan orang-orang yang berteriak-teriak dan saling
dorong hampir menimbulkan perkelahian di sebuah sudut broadway dan di lintasan jalan yang dia lewati. Kemudian bergegas
dia menuju kesana, berpikir mungkin ada hal yang dapat dilakukannya untuk
membantu. Setibanya disana, dia mendekat ke tempat dimana dia melihat seorang
pemuda dengan wajah sangat muram dan tenggelam ke dalam lamunannya sendiri
seolah sesuatu yang sangat buruk sedang menimpanya. Dalam penampilannya yang sederhana, dia sedang asik
menyebarkan uang logam ke jalanan. Dan orang-orang meresponnya dengan suka cita
sambil berteriak kegirangan. Lalu lintas dihentikan. Seorang polisi maju ke
tengah kerumunan untuk smenghentikan aksi tersebut.
Sang
Mangrave sekilas melihat bahwa disini, membagikan
makanan untuk orang yang kelaparan merupakan sebuah pekerjaan tak biasa yang
lahir dari rasa kemanusiaaan. “Ikut saya!” katanya dengan suara pelan tapi
tegas.
“Terhimpit.” Sahut pemuda itu sambil menengadah dengan tatapan
tanpa ekspresi. Bawa saya pergi.”
Katanya dengan datar. “Beri saya gas, beberapa telur tergeletak, beberapa
tidak. Dimana ayam itu?”
Masih dicengkram oleh kepedihan yang begitu dalam, tapi tak membantah, dia
membiarkan Quiggs membimbingnya berjalan menuju ke sebuah taman
kecil.
Disana, mereka duduk di sebuah
bangku panjang, kemudian Quigg yang
telah menurunkan mantelnya mulai memperlihatkan sisi seorang pemimpinnya, dia
berbicara dengan penuh kebajikan dan kebijaksanaan, berusaha mencari tahu setan
apa yang telah menghinggapi pemuda itu, mengganggu jiwanya dan mengendalikan dirinya
sehingga berlaku seperti orang boros dan sembrono seolah-olah dirinya manusia
yang kelebihan uang.
“Bukankah tadi itu saya melakukan apa yang dilakukan monte cristo(11) seperti yang
diadaptasi NJ Pompton?” tanya pemuda
itu.
“Kau melemparkan koin ke jalan untuk orang-orang dan untuk diperebutkannya
kemudian?” kata margrave.
“Tepat! Ini seperti anda membeli
semua bir yang bisa anda beli..dan kemudian anda melemparkan pakan ayam ke…-oh..terkutuklah
kata itu! ayam, ayam betina, bulu ayam, ayam jantan, telur ayam, dan semua hal
yang berkaitan dengan ayam!!!”
“Anak muda,” kata margrave dengan ramah tapi tegas. “Meskipun
aku tak meragukan keyakinanmu, tapi tunjukanlah kepadaku. Katakan apa yang
terjadi? Sedikitnya aku tahu dunia dan aku tahu tentang kemanusiaan. Manusia
adalah hal yang kupelajar. Meskipun aku tidak melihatnya dari kaca mata ilmu
pengetahuan, seperti seorang ilmuwan yang sedang meneliti kumbang, atau melalui
pandangan seorang dermawan terhadap orang-orang yang dibantunya. Meskipun
diselubungi oleh berbagai teori dan ketidaktahuan, tak jadi masalah buatku. Aku
menemukan kesenangan disini, dan ini hiburan buatku untuk menyenangkan diri
sendiri di dunia yang dipenuhi oleh keganjilan dan kerumitan, serta kemalangan
hidup di sebuah kota yang hebat terhadap seorang pria yang baik. Kau mungkin
tak asing lagi dengan sebuah cerita tentang pemerintahan yang penuh keagungan
serta keabadian. Khalifah Harun Al Rasyid yang sangat bijaksana dan dermawan di
tengah-tengah rakyatnya di kota Baghdad. Dia raja yang menjamin kelangsungan
hidup rakyatnya dan sangat bertanggungjawab, dan telah begitu banyak mengurangi
beban penderitaan rakyatnya. Dengan kerendahan hati, aku berjalan dengan kedua
kakiku sendiri. Aku mencari cinta dan petualangan di jalanan kota. Bukan di
puing-puing atau reruntuhan istana. Bagiku, hal yang merupakan suatu keajaiban dan
hal yang hebat itu adalah apabila kita bisa mengambil tempat di hati
orang-orang, atau bisa tetap berbuat baik ketika semua orang bertindak
berdasarkan kemarahan dan emosi. Pada tingkahmu yang aneh malam ini, aku kira
ada yang kau sembunyikan. Setidaknya aku bisa melihat dari tingkahmu, nampaknya
sesuatu yang serius tengah terjadi. Tadi
itu bukan hanya sekedar tindakan yang bodoh dan ceroboh dari seorang pemboros.
Aku bisa melihat dari raut wajahmu, ada bayangan kesedihan dan keputusasaan
disana. Sekali lagi kuulangi, aku tak meragukan keyakinanmu akan suatu hal,
tapi kukira, bila kau mau sedikit menceritakan padaku itu akan lebih baik. Aku
mungkin tak bisa melakukan apa-apa untuk membantumu, tapi bisa sedikit
meringankan atau sekedar memberi saran mungkin. Apakah kau tidak memercayaiku?”
“Astaga…! Perkataan anda itu!” ada
sorot kekaguman sesaat menggantikan
sorot kesedihan yang mulai pudar dari matanya. “Anda lebih mirip ahli
perpustakaan yang menguliti ringkasan bab sebelumnya dari sebuah buku. Mengenai
yang kau bicarakan..apa itu tadi? Pria Turki tua yang kau bicarakan.. Arabian Night? Cerita seribu
satu malam? Oh..aku membacanya
sewaktu kecil. Kukira dia adalah orang semacam Bill Devery dan Charlie Schwab, salah satunya, semacam
begitulah..! Tapi…kukatakan, kau mungkin bisa memecahkan masalah yang
berhubungan dengan lap pencuci piring, asbak rokok dari tembaga, atau tak
membiarkan rakun raksasa menyentuhku. Tapi percayalah…permasalahan yang sedang
kuhadapi ini tak akan bisa diselesaikan oleh pemecahan yang seperti itu.”
“Mungkin tidak begitu jika aku bisa
mendengar ceritamu.” Kata margrave sambil tersenyum penuh arti.
Saya bahkan mengolok-ngoloknya
dalam sembilan kata!” kata pemuda itu sambil menghela nafas dalam. Tapi saya
tak yakin anda bisa membantuku. Kecuali anda adalah seorang penebak ulung. Ini
dia :
“KISAH SEORANG PEMUDA DENGAN
TEKA-TEKINYA SI PEMBUAT PAKAIAN KUDA”
“Saya bekerja di toko yang membuat
perlengkapan berkuda, seperti tali kekang dan pelana kuda, tepatnya di toko
perlengkapan kuda Hilderbrant di Grant
Street. Saya telah bekerja selama lima tahun, dengan upah 18 dollar per
minggu. Itu jumlah yang cukup untuk menikah, bukan? Ya…walaupun saya tidak
sedang akan menikah. Pak tua Hilderbrant adalah seorang pria Belanda yang
kocak. Anda tahu…seseorang-yang selalu-melemparkan lelucon-lelucon konyol. Dia
punya jutaan teka-teki yang tak habis-habis. Bahkan dia berlaku seolah-seolah
dia adalah kakek dari Roger bersaudara.
Bill Watson bekerja disana juga. Saya dan Bill harus menghadapi lelucun-lelucon
konyolnya itu setiap hari. Mungkin anda berpikir kenapa kami mau melakukan
semua itu. Ya…selain alasan pekerjaan, juga karna Laura.
“Ya, Laura. Anak perempuan pria tua
itu datang ke toko setiap hari. Usianya sekitar Sembilan belas. Dia selalu
duduk di pagar dan diam dengan penuh pesona. Rambutnya seperti jalinan jerami
dan matanya sehitam dan sebersinar pakaian kuda terbaik. Bisa anda bayangkan ?
Lantas bagaimana denganku? Ya, saya dan Bill Watson, dia memperlakukan kami
berdua sama. Bill sangat tergila-gila padanya. Sedangkan saya? Anda lihat sendiri apa yang saya lakukan malam ini.
Berkeliaran sendiri di jalanan sambil membagi-bagikan koin perak. Anda pikir karena
apa kulakukan semua itu? Tentu saja itu semua karena Laura! Bagaimana
selanjutnya? Si Tua Hilderbrant berkata kepada kami berdua, saya dan Bill sore
ini, ‘Anak-anak, aku punya sebuah teka-teki untuk kalian berdua. Bagi siapa
yang tidak bisa menebak teka-tekiku, berarti dia tidak cukup baik untuk menjadi
bagian keluargaku. Kalian paham?’ Dan kemudian dia memberi kami sebuah
teka-teki yang harus kami cari jawabannya sampai besok sore. Dan bagi siapa
yang bisa menjawab, dia diperbolehkan untuk menghadiri pesta ulang tahun
putrinya Rabu malam sekarang. Dan itu berarti, bagi siapa pun yang diijinkan
datang ke pesta ulang tahun Laura, berarti dia yang akan jadi suaminya. Pak tua
Hilderbrant ingin menikahkan putrinya kepada salah seorang dari kami supaya
bisa meneruskan bisnis keluarganya suatu hari nanti. Dan teka-tekinya adalah,
“Ayam apa yang berbaring paling lama?” pikirkan itu! Bukankah itu
kedengarannnya seperti seorang pria tua yang mempertaruhkan kebahagiaan
seseorang kepada suatu hal yang konyol? Sekarang, saya bisa apa? Apa saya tidak
tahu apapun tentang ayam? Apakah ayam yang mengisi beberapa inkubator? Tadi
anda memberi perumpamaan seorang pria tua Arab yang memberikan perpustakaan di
Baghdad. Baiklah…sekarang, dapatkah anda membuat cerita anda tadi itu
memecahkan permasalahan ayam ini?
Ketika pemuda itu mengakhiri
ceritanya, sang Margrave bangkit dari
duduknya dengan cepat, kemudian mondar-mandir mengitari bangku tersebut selama
beberapa menit. Akhirnya, dia duduk kembali dan kemudian berkata dengan
suaranya yang berwibawa tapi dalam nada rendah. “Anak muda, saya harus mengakui
bahwa selama delapan tahun yang saya habiskan dalam petualangan untuk mencari
makna kehidupan, saya belum pernah menemui pengalaman yang lebih menarik dan
lebih membingungkan dari ini. saya kira saya telah mengabaikan perihal
ayam-ayam ini dalam pandangan dan pengamatan saya. Seperti bagaimana kebiasaan
ayam-ayam itu, waktu dan tempatnya berbaring, jenis-jenisnya, bagaimana caranya
berkembangbiak, rentang hidupnya, dan…”
“Oh, tolong, jangan jadikan ini
macam drama Ibsen(12)!”
Dia memotong pembicaraan Margrave. “Sudahlah..jangan
terlalu serius memikirkan sebuah teka-teki. Apalagi teka-tekinya si Hildbrant
tua itu. Teka-teki itu hanya sesuatu yang tak jauh beda dengan tema-tema yang
selalu dibahas oleh Sim Ford dan Harry
Thurston Peck (13). Tapi entah bagaimana…bahkan saya sampai
tidak bisa menemukan jawabannya. Bill Watson mungkin bisa, atau mungkin juga
tidak. Semuanya akan diketahui besok. Baiklah..Yang Mulia, walau bagaimana
pun..saya senang anda mau meluangkan
waktu anda untuk menyemangati saya. Saya kira, apabila ini menimpa Tuan
Al-Rasyid, beliau akan bisa menemukan ide apabila salah seorang bawahannya
mengajukan sebuah teka-teki. Baiklah Tuan, selamat malam. Semoga keselamatan
dan rahmat dari..apa yang kau sebut Allah- menyertaimu.”
Sang Margrave dengan masih diliputi kemuraman menjabat tangannya.
”Saya masih tidak bisa
mengungkapkan penyesalan saya,” ujarnya dengan sedih.
“Saya tidak pernah se-menyesal ini
sebelum saya mendapati bahwa diri saya sama sekali tidak bisa membantu. ‘Ayam
jenis apa yang berbaring paling lama?’ Sungguh sebuah pertanyaan yang sangat
sulit. Terdapat banyak ayam, tentu saja…seperti ayam Plymouth Rock(14)…”
“Ah, sudahlah..!” kata pemuda itu.
“Bisnis anda tentu lebih pantas untuk dipikirkan dengan serius. Saya tidak bisa
mengira anda bahkan melihat sesuatu yang lucu dalam khotbahnya John D. Rockefeller(15).
Baik..selamat malam Tuan.”
Telah menjadi kebiasaanya, sang margrave kemudian merogoh saku jas nya.
Dia menulis di sebuah kartu, kemudian memberikannya pada pemuda itu. “Terimalah
ini sebagai kenang-kenangan,” katanya. “Suatu hari mungkin berguna untukmu.”
“Oh, terima kasih,” tukas si pemuda
sambil mengantongi kartu itu dengan sembarangan. “Nama saya Simmons.”
**
Merasa tidak enak padanya, bahwa
minat membaca terus menyertai Margrave
August Michael Von Paulsen Quigg. Saya memang menyimpang apabila saya tidak
berhasil menjaga bagaimana caranya mengikuti kata hati. Sekarang, marilah kita
mengintip pada keesokan harinya di pintu kediaman Hilderbrant, si pembuat
pakaian kuda.
Pak Hilderbrant, dengan berat
badannya yang 200 pond itu, sedang berbaring di sebuah kursi panjang, dengan
sebuah gesper perak dan bahan untuk membuat tali kekang dari kulit hewan.
Bill Watson datang terlebih dahulu.
“Baiklah…” kata Pak Hilderbrant,
mengagetkan semuanya dengan gaya seorang pembuat lelucon yang buruk. “Sudahkah
kamu mendapatkan jawabannya? ‘Jenis ayam apa yang berbaring paling lama?’ “
“Err..saya kira…” Bill Watson
menggosok-gosok dagunya yang kasar, untuk kemudian melanjutkan perkataannya.
“Saya kira..Pa Hilderbrant, ayam yang hidupnya paling lama. Atau dengan kata
lain...err..ayam yang panjang umur. Benarkan?”
“Bukan!” kata Pak Hilderbrand
sambil menggelengkan kepalanya dengan keras. “Kau tidak dapat menebaknya dengan
tepat.”
Dengan jawabannya itu, sudah bisa
dipastikan bahwa Bill akan melewati hari-harinya dengan terus mengenakan
celemek yang penuh oleh kutu di tempat kerjanya sebagai seorang bujangan.
Sekarang tiba giliran anak muda
dari kegelapan Arabian Night. Pucat,
murung, dan putus asa.
“Baik..,” lanjut Pak Hilderbrant
kemudian. “Apakah kamu bisa menebaknya, anak muda? ‘Jenis ayam apa yang
berbaring paling lama?’ “
Simmons menatapnya dengan sorot
mata yang suram. Haruskah dia mengutuk si pembuat candaan yang memuakkan ini-
mengutuknya supaya mati? Haruskah? Tapi bagaimana dengan Laura…
Masih tak bergeming dan terdiam,
dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas nya dan tetap berdiri tegak. Tiba-tiba
tangannya menyentuh sebuah benda asing. Dia ingat, kartu pemberian sang Margrave. Dia menariknya keluar dan
melihatnya sepintas, seperti orang yang hendak merangkak perlahan. Disana, tertulis
dengan huruf-huruf yang tebal, “Yang
terbaik adalah membawa ayam panggang.”
“Simmons menengadah sambil
mengerjap-ngerjap kan matanya.
“Ayam yang telah mati!” Seru nya.
“Hebat!!” Pekik Pak Hilderbrant,
sambil mengguncang meja dengan kuat. “Tepat sekali! Datanglah ke rumah pada
pukul 8 malam untuk berpesta!”
Catatan :
1. Markgrave : gelar bangsawan (seumpama Lord atau Sir) gelar
tradisional Bohemia (eropa tengah) untuk para pewaris takhta.
2.
Fourth
avenue : sekarang terkenal dengan park Avenue merupakan sebuah
boulevard besar di tengah kota Manhattan.
3.
Boulevard
:
Jalan besar (jalan raya)
5.
Rialto : pusat teater di Broadway
6.
Saxony : sebuah negara bagian di
Jerman
7. Tammany : Sebuah
organisasi politik yang berperan besar dalam kemenangan partai demokrat di New
York (1786-1960an)
8. City Hall : merupakan
balai kota tertua di Amerika Serikat yang digunakan
untuk menjalankan fungsi – fungsi pemerintahan.
9. Bohemian
: adalah negara yang terletak di Eropa
Tengah, berbatasan dengan Jerman. Kebanyakan wilayahnya kini merupakan
bagian dari Republik Ceko.
11. Monte Christo : nama lain dari Edmond Dantes, tokoh
dalam novel klasik karya Alexander Dumas (1840), yaitu seorang tokoh yang
hatinya dipenuhi dendam terhadap musuh-musuhnya, tapi ia juga digambarkan
sebagai pribadi yang penyayang. Kepada mereka yang pernah menolong hidupnya, Monte
Cristo sangatlah baik bahkan rela mengorbankan dirinya untuk menolong siapa
saja yang pernah menolongnya.
12. Ibsen : Penulis drama asal Norwegia beraliran realism yang
menulis drama dengan tema social politik (1828-1906)
13. Harry Thurston Peck : adalah seorang penulis klasik,
editor, dan juga kritikus sastra berkebangsaan amerika (1856-1914)
14. Plymouth rock : merupakan ayam yang berasal dari
Amerika. Ayam ini sering disebut dengan ayam Rock atau ayam Barred Rock. Menurut
catatan sejarah ayam Playmout Rock juga
dikembangkan di negara Inggris. Ayam ini dikembangkan untuk diambil daging dan
telurnya. Di Amerika ayam Plymouth Rock sangat populer karena produksi daging
dan telur yang hasilnya sangat baik
15. John D.
Rockefeller : (8 Juli 1839 – 23 Mei 1937) adalah seorang pebisnis Amerika
Serikat. Ia memiliki perusahaan minyak yang disebut Standard
Oil, yang menjual minyak di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20. Ia merupakan miliarder pertama dalam sejarah dunia dan dianggap
sebagai orang terkaya dalam sejarah Amerika, dan mungkin orang terkaya dalam
sejarah dunia.
Februari, 2015