Selasa, 23 Juni 2015

Bird of Baghdad (O Henry)



BURUNG BAGHDAD


Tak diragukan lagi, Margrave (1) August Michael Von Paulsen Quigg banyak mewarisi kearifan dan kepandaian khalifah Harun Al Rasyid.
***
Restoran Quigg  merupakan sebuah restoran yang terletak di Fourth Avenue(2). Jalan itu terletak di  sebuah kota yang selama pertumbuhannya, agaknya telah banyak dilupakan orang. Fourth  Avenue terlahir dan berkembang di sepanjang distrik Bowery terbentang ke arah utara dan dikelilingi oleh pemandangan yang indah. Selanjutnya, jalan itu melintasi fourteenth street  yang  untuk sesaat akan membuat kita diselimuti kekaguman yang luar biasa ketika pandangan kita tertuju pada museum dan gedung-gedung pertunjukkan murah. Walaupun mungkin tidak cukup serasi bila disandingkan dengan boulevard (3) lainnya yang membentang ke arah barat, atau pun kota-kota yang tumbuh di sepanjang pinggang jalan ke arah timur. Jalan itu melewati union square(4). Dan disini,  derap kaki kereta kuda akan terdengar serentak bergemuruh bersahutan dengan derap langkah kaki sebarisan pasukan yang meneriakkan yel yel kemenangan.  Tapi sekarang, semuanya disergap oleh kesunyian. Gunungan bangunan-bangunan persegi yang mengerikan telah berdiri kokoh seumpama benteng-benteng pertahanan, menjulang tinggi seolah hendak menggapai awan dan mencakar langit, tempat ribuan budak mati-matian bekerja sepanjang hari di balik meja-meja mereka seolah tanpa lelah. Di bawah bangunan-bangunan tersebut,  hanya terdapat beberapa toko buah-buahan kecil, beberapa binatu, dan deretan toko buku, dimana anda akan melihat salinan “Littell’s Living Age” dan novel-novelnya G.W.M. Reynold di etalase. Dan selanjutnya kita akan dibawa meluncur pada kesunyian abad pertengahan di sepanjang persisian toko-toko yang menjual barang-barang antik.

Konon, setiap malam tiba, akan nampaklah para pria dalam balutan baju besi usang berdiri di jendela-jendela,  seolah memperingatkan  mobil-mobil yang melaju kencang  dengan mengangkat sarung tangan mereka yang terbuat dari besi yang telah berkarat.  Mereka mengenakan baju zirah lengkap, penutup kepala, moncong senapan, logam penutup dada, pistol, pedang dan belati. Mereka adalah para tentara yang telah gugur dan meninggalkan kita semua dengan gagah berani. Bayangan mereka tampak  bersinar di bawah lampu remang-remang. Disana sini dari sudut sebuah kedai minuman (bar) yang diterangi oleh kelap kelip cahaya lampu Halloween atau pun lampu yang terbuat dari phospor yang gemerlapan, penduduk kota yang berdiam di rumah, akan memiliki sedikit keberanian akibat pengaruh dari gelas-gelas bir mereka, untuk berjalan melintasi Eldrick Avenue yang memiliki catatan sejarah sebagai sebuah tempat yang pernah mengalami peristiwa yang menumpahkan banyak darah. Sebuah pertempuran.  Tapi apakah sebuah jalan layak ditutup hanya karena di jalan itu pernah terdapat banyak orang yang mati, dan terinjak oleh penduduk kota yang ketakutan, yang padahal hati mereka sendirilah yang tenggelam dalam jeritan-jeritan kematian?

Tidak! Tidak di  fourth avenue. Tidak setelah taburan kertas-kertas emas yang mengiringi kemeriahan Little Rialto(5)- tidak setelah dentuman  drum yang menggema di  Union Square. Disana tidak perlu ada air mata, hadirin sekalian: tapi kematian dari sebuah jalan. Karena sebuah pekikan, jeritan dan kecelakaan, fourth avenue akan menghilang dengan cepat, tenggelam  kedasar terowongan di thirty fourth dan tidak akan pernah terlihat kembali.

Tak jauh dari drama menyedihkan tentang pembubaran jalan itu, telah lama berdiri restoran Quigg yang sederhana. Apabila kita memandang pada reruntuhan batu bata merah di depannya, maka pandangan kita akan langsung tertuju pada sebuah jendela yang dipenuhi oleh tumpukan jeruk, tomat, berlapis-lapis kue, pai, asparagus kalengan, serta terdapat hiasan lobster yang terbuat dari kertas serta dua ekor boneka kucing kecil tergeletak di atas tumpukan selada. Jika anda sudi untuk duduk pada salah satu meja yang tersedia disana, yang taplaknya telah ternoda oleh noda bekas kopi yang ditinggalkan oleh orang Jepang pengunjung sebelumnya.- untuk duduk disana dengan sebelah mata tertuju pada payungmu dan yang sebelah lagi pada botol dan saus buatan  yang diteteskan untuk membodohi kita oleh seorang cenayang sialan yang mengaku-ngaku sebagai orang terdekat dan teman terkasih kita,  “sang bangsawan India”

Nama Quigg berasal dari ibunya.Salah satu nenek moyangnya adalah seorang margrave, keturunan raja-raja dari Saxony(6), masih memiliki garis keturunan sebagai pewaris takhta kerajaan. Ayahnya adalah seorang anggota Tammany(7). Karena percampuran perkawinan, ia malah mendapati dirinya tidak menjadi seorang pewaris takhta maupun seorang politikus atau pekerja pemerintahan yang bekerja di City Hall(8). Pada akhirnya dia membuka sebuah rumah makan. Dia sebetulnya adalah seorang  pemikir yang gemar membaca. Bisnislah yang telah memberinya kehidupan, meskipun dia tidak terlalu menyukainya dan memberikan hanya sedikit saja perhatian pada bisnisnya itu. Dalam kehidupannya, dia memiliki dua sisi. Satu sisi dirinya sebagai seorang pebisnis, sedangkan sisi yang lainnya lagi merupakan seorang yang amat puitis dan juga romantis. Kegelisahan hatinyalah yang membawanya pada petualangan. Pada siang hari dia adalah Quigg, sang pemilik restoran. Tetapi pada malam hari, dia adalah seorang margrave, sang bangsawan, pewaris takhta-pangeran Bohemian(9), yang datang ke kota untuk mencari petualangan dan misteri terpendam yang sangat sukar untuk dijelaskan.
                                                                                                          
Suatu malam, pada pukul 9, yang merupakan waktunya restoran tutup, seperti biasa Quigg mulai menyusuri jalanan di sepanjang broadway(10), bertualang dan mencari sesuatu yang dapat memuasakan batinnya. Ada perpaduan  antara asing, militer, dan artistik  dalam penampilannya malam itu. Dia mengancingkan kerah jas nya tinggi-tinggi di bawah jenggot coklat abu-abu nya yang dipangkas pendek. Kemudian dia berjalan lurus ke arah barat, menuju kanal di pusat kota. Dalam sakunya, dia menyimpan berbagai macam kartu yang di atasnya terdapat bermacam-macam tulisan. Masing-masing kartu tentu saja sangat bernilai untuk restorannya. Tapi beberapa hanya berupa kartu untuk pemesanan semangkuk sup atau sandwich dan kopi. Beberapa berlaku untuk satu, dua , tiga, atau lebih untuk paket makanan penuh. Beberapa yang lainnya malah hanya untuk satu jenis makanan saja. Sangat sedikit yang merupakan paket makan untuk satu minggu.

Akan halnya dengan kekayaan dan kekuasaan, mungkin sang margrave tidak memiliki apa-apa. Tetapi dia memiliki hati seorang khalifah. Mungkin dia tidak sebaik harun Al-Rasyid. Dan mungkin juga beberapa potongan emas di Baghdad telah menyimpan sedikit kehangatan dan harapan diantara pasar dan rebusan daging sapi Quiggs, juga diantara para pemancing dan seorang sufi bermata satu dari Manhattan.

Melanjutkan petualangannya dalam mencari romantisme hidup, sebagai pelarian dari kesedihan yang mungkin dialaminya, Quiggs  jadi lebih menyadari sesuatu dengan cepat. Seperti halnya saat itu, kerumunan orang-orang yang berteriak-teriak dan saling dorong hampir menimbulkan perkelahian di sebuah sudut broadway dan di lintasan jalan yang dia lewati. Kemudian bergegas dia menuju kesana, berpikir mungkin ada hal yang dapat dilakukannya untuk membantu. Setibanya disana, dia mendekat ke tempat dimana dia melihat seorang pemuda dengan wajah sangat muram dan tenggelam ke dalam lamunannya sendiri seolah sesuatu yang sangat buruk sedang menimpanya.  Dalam  penampilannya yang sederhana, dia sedang asik menyebarkan uang logam ke jalanan. Dan orang-orang meresponnya dengan suka cita sambil berteriak kegirangan. Lalu lintas dihentikan. Seorang polisi maju ke tengah kerumunan untuk smenghentikan aksi tersebut.

Sang Mangrave sekilas melihat bahwa disini, membagikan makanan untuk orang yang kelaparan  merupakan sebuah pekerjaan tak biasa yang lahir dari rasa kemanusiaaan. “Ikut saya!” katanya dengan suara pelan tapi tegas.

“Terhimpit.” Sahut  pemuda itu sambil menengadah dengan tatapan tanpa ekspresi.  Bawa saya pergi.” Katanya dengan datar. “Beri saya gas, beberapa telur tergeletak, beberapa tidak. Dimana ayam itu?”

Masih dicengkram oleh kepedihan yang begitu dalam, tapi tak membantah, dia membiarkan Quiggs  membimbingnya berjalan menuju ke sebuah taman kecil.

Disana, mereka duduk di sebuah bangku panjang, kemudian Quigg yang telah menurunkan mantelnya mulai memperlihatkan sisi seorang pemimpinnya, dia berbicara dengan penuh kebajikan dan kebijaksanaan, berusaha mencari tahu setan apa yang telah menghinggapi pemuda itu, mengganggu jiwanya dan mengendalikan dirinya sehingga berlaku seperti orang boros dan sembrono seolah-olah dirinya manusia yang kelebihan uang.

 “Bukankah tadi itu  saya melakukan apa yang dilakukan monte cristo(11) seperti yang diadaptasi NJ Pompton?” tanya pemuda itu.

“Kau melemparkan koin ke jalan untuk orang-orang dan untuk diperebutkannya kemudian?” kata margrave.

“Tepat! Ini seperti anda membeli semua bir yang bisa anda beli..dan kemudian anda melemparkan pakan ayam ke…-oh..terkutuklah kata itu! ayam, ayam betina, bulu ayam, ayam jantan, telur ayam, dan semua hal yang berkaitan dengan ayam!!!”

“Anak muda,” kata margrave dengan ramah tapi tegas. “Meskipun aku tak meragukan keyakinanmu, tapi tunjukanlah kepadaku. Katakan apa yang terjadi? Sedikitnya aku tahu dunia dan aku tahu tentang kemanusiaan. Manusia adalah hal yang kupelajar. Meskipun aku tidak melihatnya dari kaca mata ilmu pengetahuan, seperti seorang ilmuwan yang sedang meneliti kumbang, atau melalui pandangan seorang dermawan terhadap orang-orang yang dibantunya. Meskipun diselubungi oleh berbagai teori dan ketidaktahuan, tak jadi masalah buatku. Aku menemukan kesenangan disini, dan ini hiburan buatku untuk menyenangkan diri sendiri di dunia yang dipenuhi oleh keganjilan dan kerumitan, serta kemalangan hidup di sebuah kota yang hebat terhadap seorang pria yang baik. Kau mungkin tak asing lagi dengan sebuah cerita tentang pemerintahan yang penuh keagungan serta keabadian. Khalifah Harun Al Rasyid yang sangat bijaksana dan dermawan di tengah-tengah rakyatnya di kota Baghdad. Dia raja yang menjamin kelangsungan hidup rakyatnya dan sangat bertanggungjawab, dan telah begitu banyak mengurangi beban penderitaan rakyatnya. Dengan kerendahan hati, aku berjalan dengan kedua kakiku sendiri. Aku mencari cinta dan petualangan di jalanan kota. Bukan di puing-puing atau reruntuhan istana. Bagiku, hal yang merupakan suatu keajaiban dan hal yang hebat itu adalah apabila kita bisa mengambil tempat di hati orang-orang, atau bisa tetap berbuat baik ketika semua orang bertindak berdasarkan kemarahan dan emosi. Pada tingkahmu yang aneh malam ini, aku kira ada yang kau sembunyikan. Setidaknya aku bisa melihat dari tingkahmu, nampaknya  sesuatu yang serius tengah terjadi. Tadi itu bukan hanya sekedar tindakan yang bodoh dan ceroboh dari seorang pemboros. Aku bisa melihat dari raut wajahmu, ada bayangan kesedihan dan keputusasaan disana. Sekali lagi kuulangi, aku tak meragukan keyakinanmu akan suatu hal, tapi kukira, bila kau mau sedikit menceritakan padaku itu akan lebih baik. Aku mungkin tak bisa melakukan apa-apa untuk membantumu, tapi bisa sedikit meringankan atau sekedar memberi saran mungkin. Apakah kau tidak memercayaiku?”

“Astaga…! Perkataan anda itu!” ada sorot kekaguman  sesaat menggantikan sorot kesedihan yang mulai pudar dari matanya. “Anda lebih mirip ahli perpustakaan yang menguliti ringkasan bab sebelumnya dari sebuah buku. Mengenai yang kau bicarakan..apa itu tadi? Pria Turki tua yang kau bicarakan.. Arabian Night?  Cerita seribu satu malam? Oh..aku membacanya sewaktu kecil. Kukira dia adalah orang semacam Bill Devery  dan Charlie Schwab, salah satunya, semacam begitulah..! Tapi…kukatakan, kau mungkin bisa memecahkan masalah yang berhubungan dengan lap pencuci piring, asbak rokok dari tembaga, atau tak membiarkan rakun raksasa menyentuhku. Tapi percayalah…permasalahan yang sedang kuhadapi ini tak akan bisa diselesaikan oleh pemecahan yang seperti itu.”

“Mungkin tidak begitu jika aku bisa mendengar ceritamu.”  Kata margrave  sambil tersenyum penuh arti.

Saya bahkan mengolok-ngoloknya dalam sembilan kata!” kata pemuda itu sambil menghela nafas dalam. Tapi saya tak yakin anda bisa membantuku. Kecuali anda adalah seorang penebak ulung. Ini dia :

“KISAH SEORANG PEMUDA DENGAN TEKA-TEKINYA SI PEMBUAT PAKAIAN KUDA”

“Saya bekerja di toko yang membuat perlengkapan berkuda, seperti tali kekang dan pelana kuda, tepatnya di toko perlengkapan kuda Hilderbrant di Grant Street. Saya telah bekerja selama lima tahun, dengan upah 18 dollar per minggu. Itu jumlah yang cukup untuk menikah, bukan? Ya…walaupun saya tidak sedang akan menikah. Pak tua Hilderbrant adalah seorang pria Belanda yang kocak. Anda tahu…seseorang-yang selalu-melemparkan lelucon-lelucon konyol. Dia punya jutaan teka-teki yang tak habis-habis. Bahkan dia berlaku seolah-seolah dia adalah kakek dari Roger bersaudara. Bill Watson bekerja disana juga. Saya dan Bill harus menghadapi lelucun-lelucon konyolnya itu setiap hari. Mungkin anda berpikir kenapa kami mau melakukan semua itu. Ya…selain alasan pekerjaan, juga karna Laura.

“Ya, Laura. Anak perempuan pria tua itu datang ke toko setiap hari. Usianya sekitar Sembilan belas. Dia selalu duduk di pagar dan diam dengan penuh pesona. Rambutnya seperti jalinan jerami dan matanya sehitam dan sebersinar pakaian kuda terbaik. Bisa anda bayangkan ? Lantas bagaimana denganku? Ya, saya dan Bill Watson, dia memperlakukan kami berdua sama. Bill sangat tergila-gila padanya. Sedangkan saya? Anda  lihat sendiri apa yang saya lakukan malam ini. Berkeliaran sendiri di jalanan sambil membagi-bagikan koin perak. Anda pikir karena apa kulakukan semua itu? Tentu saja itu semua karena Laura! Bagaimana selanjutnya? Si Tua Hilderbrant berkata kepada kami berdua, saya dan Bill sore ini, ‘Anak-anak, aku punya sebuah teka-teki untuk kalian berdua. Bagi siapa yang tidak bisa menebak teka-tekiku, berarti dia tidak cukup baik untuk menjadi bagian keluargaku. Kalian paham?’ Dan kemudian dia memberi kami sebuah teka-teki yang harus kami cari jawabannya sampai besok sore. Dan bagi siapa yang bisa menjawab, dia diperbolehkan untuk menghadiri pesta ulang tahun putrinya Rabu malam sekarang. Dan itu berarti, bagi siapa pun yang diijinkan datang ke pesta ulang tahun Laura, berarti dia yang akan jadi suaminya. Pak tua Hilderbrant ingin menikahkan putrinya kepada salah seorang dari kami supaya bisa meneruskan bisnis keluarganya suatu hari nanti. Dan teka-tekinya adalah, “Ayam apa yang berbaring paling lama?” pikirkan itu! Bukankah itu kedengarannnya seperti seorang pria tua yang mempertaruhkan kebahagiaan seseorang kepada suatu hal yang konyol? Sekarang, saya bisa apa? Apa saya tidak tahu apapun tentang ayam? Apakah ayam yang mengisi beberapa inkubator? Tadi anda memberi perumpamaan seorang pria tua Arab yang memberikan perpustakaan di Baghdad. Baiklah…sekarang, dapatkah anda membuat cerita anda tadi itu memecahkan permasalahan ayam ini?

Ketika pemuda itu mengakhiri ceritanya, sang Margrave bangkit dari duduknya dengan cepat, kemudian mondar-mandir mengitari bangku tersebut selama beberapa menit. Akhirnya, dia duduk kembali dan kemudian berkata dengan suaranya yang berwibawa tapi dalam nada rendah. “Anak muda, saya harus mengakui bahwa selama delapan tahun yang saya habiskan dalam petualangan untuk mencari makna kehidupan, saya belum pernah menemui pengalaman yang lebih menarik dan lebih membingungkan dari ini. saya kira saya telah mengabaikan perihal ayam-ayam ini dalam pandangan dan pengamatan saya. Seperti bagaimana kebiasaan ayam-ayam itu, waktu dan tempatnya berbaring, jenis-jenisnya, bagaimana caranya berkembangbiak, rentang hidupnya, dan…”

“Oh, tolong, jangan jadikan ini macam drama Ibsen(12)!” Dia memotong pembicaraan Margrave. “Sudahlah..jangan terlalu serius memikirkan sebuah teka-teki. Apalagi teka-tekinya si Hildbrant tua itu. Teka-teki itu hanya sesuatu yang tak jauh beda dengan tema-tema yang selalu dibahas oleh Sim Ford  dan Harry Thurston Peck (13). Tapi entah bagaimana…bahkan saya sampai tidak bisa menemukan jawabannya. Bill Watson mungkin bisa, atau mungkin juga tidak. Semuanya akan diketahui besok. Baiklah..Yang Mulia, walau bagaimana pun..saya senang  anda mau meluangkan waktu anda untuk menyemangati saya. Saya kira, apabila ini menimpa Tuan Al-Rasyid, beliau akan bisa menemukan ide apabila salah seorang bawahannya mengajukan sebuah teka-teki. Baiklah Tuan, selamat malam. Semoga keselamatan dan rahmat dari..apa yang kau sebut Allah- menyertaimu.”

Sang Margrave dengan masih diliputi kemuraman menjabat tangannya.
”Saya masih tidak bisa mengungkapkan penyesalan saya,” ujarnya dengan sedih.
“Saya tidak pernah se-menyesal ini sebelum saya mendapati bahwa diri saya sama sekali tidak bisa membantu. ‘Ayam jenis apa yang berbaring paling lama?’ Sungguh sebuah pertanyaan yang sangat sulit. Terdapat banyak ayam, tentu saja…seperti ayam Plymouth Rock(14)…”

“Ah, sudahlah..!” kata pemuda itu. “Bisnis anda tentu lebih pantas untuk dipikirkan dengan serius. Saya tidak bisa mengira anda bahkan melihat sesuatu yang lucu dalam khotbahnya John D. Rockefeller(15). Baik..selamat malam Tuan.”

Telah menjadi kebiasaanya, sang margrave kemudian merogoh saku jas nya. Dia menulis di sebuah kartu, kemudian memberikannya pada pemuda itu. “Terimalah ini sebagai kenang-kenangan,” katanya. “Suatu hari mungkin berguna untukmu.”

“Oh, terima kasih,” tukas si pemuda sambil mengantongi kartu itu dengan sembarangan. “Nama saya Simmons.”
**

Merasa tidak enak padanya, bahwa minat membaca terus menyertai Margrave August Michael Von Paulsen Quigg. Saya memang menyimpang apabila saya tidak berhasil menjaga bagaimana caranya mengikuti kata hati. Sekarang, marilah kita mengintip pada keesokan harinya di pintu kediaman Hilderbrant, si pembuat pakaian kuda.

Pak Hilderbrant, dengan berat badannya yang 200 pond itu, sedang berbaring di sebuah kursi panjang, dengan sebuah gesper perak dan bahan untuk membuat tali kekang dari kulit hewan.

Bill Watson datang terlebih dahulu.

“Baiklah…” kata Pak Hilderbrant, mengagetkan semuanya dengan gaya seorang pembuat lelucon yang buruk. “Sudahkah kamu mendapatkan jawabannya? ‘Jenis ayam apa yang berbaring paling lama?’ “

“Err..saya kira…” Bill Watson menggosok-gosok dagunya yang kasar, untuk kemudian melanjutkan perkataannya. “Saya kira..Pa Hilderbrant, ayam yang hidupnya paling lama. Atau dengan kata lain...err..ayam yang panjang umur. Benarkan?”

“Bukan!” kata Pak Hilderbrand sambil menggelengkan kepalanya dengan keras. “Kau tidak dapat menebaknya dengan tepat.”

Dengan jawabannya itu, sudah bisa dipastikan bahwa Bill akan melewati hari-harinya dengan terus mengenakan celemek yang penuh oleh kutu di tempat kerjanya sebagai seorang bujangan.

Sekarang tiba giliran anak muda dari kegelapan Arabian Night. Pucat, murung, dan putus asa.

“Baik..,” lanjut Pak Hilderbrant kemudian. “Apakah kamu bisa menebaknya, anak muda? ‘Jenis ayam apa yang berbaring paling lama?’ “

Simmons menatapnya dengan sorot mata yang suram. Haruskah dia mengutuk si pembuat candaan yang memuakkan ini- mengutuknya supaya mati? Haruskah? Tapi bagaimana dengan Laura…

Masih tak bergeming dan terdiam, dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas nya dan tetap berdiri tegak. Tiba-tiba tangannya menyentuh sebuah benda asing. Dia ingat, kartu pemberian sang Margrave. Dia menariknya keluar dan melihatnya sepintas, seperti orang yang hendak merangkak perlahan. Disana, tertulis dengan huruf-huruf yang tebal, “Yang terbaik adalah membawa ayam panggang.”

“Simmons menengadah sambil mengerjap-ngerjap kan matanya.

“Ayam yang telah mati!” Seru nya.

“Hebat!!” Pekik Pak Hilderbrant, sambil mengguncang meja dengan kuat. “Tepat sekali! Datanglah ke rumah pada pukul 8 malam untuk berpesta!”




Catatan :

1.      Markgrave : gelar bangsawan (seumpama Lord atau Sir) gelar tradisional Bohemia (eropa tengah) untuk para pewaris takhta.
2.      Fourth avenue : sekarang terkenal dengan park Avenue merupakan sebuah boulevard besar di tengah kota Manhattan.
3.      Boulevard : Jalan besar (jalan raya)
4.      Union Square : adalah sebuah daerah yang merupakan persimpangan  di Manhattan , New York City , terletak di mana Broadway membelah fourth avenue.
5.      Rialto : pusat teater di Broadway
6.      Saxony : sebuah negara bagian di Jerman
7.      Tammany : Sebuah organisasi politik yang berperan besar dalam kemenangan partai demokrat di New York (1786-1960an)
8.      City Hall : merupakan balai kota tertua di Amerika Serikat yang digunakan untuk menjalankan fungsi – fungsi pemerintahan.
9.      Bohemian : adalah negara yang terletak di Eropa Tengah, berbatasan dengan Jerman. Kebanyakan wilayahnya kini merupakan bagian dari Republik Ceko.
10.  Broadway : adalah sebuah jalan raya di New York City yang membentang sepanjang pulau Manhattan dan berlanjut hingga wilayah utara Westchester County.
11.  Monte Christo : nama lain dari Edmond Dantes, tokoh dalam novel klasik karya Alexander Dumas (1840), yaitu seorang tokoh yang hatinya dipenuhi dendam terhadap musuh-musuhnya, tapi ia juga digambarkan sebagai pribadi yang penyayang. Kepada mereka yang pernah menolong hidupnya, Monte Cristo sangatlah baik bahkan rela mengorbankan dirinya untuk menolong siapa saja yang pernah menolongnya.
12.  Ibsen : Penulis drama asal Norwegia beraliran realism yang menulis drama dengan tema social politik (1828-1906)
13.  Harry Thurston Peck : adalah seorang penulis klasik, editor, dan juga kritikus sastra berkebangsaan amerika (1856-1914)
14.  Plymouth rock : merupakan ayam yang berasal dari Amerika. Ayam ini sering disebut dengan ayam Rock atau ayam Barred Rock. Menurut catatan sejarah  ayam Playmout Rock juga dikembangkan di negara Inggris. Ayam ini dikembangkan untuk diambil daging dan telurnya. Di Amerika ayam Plymouth Rock sangat populer karena produksi daging dan telur yang hasilnya sangat baik
15.  John D. Rockefeller : (8 Juli 1839 – 23 Mei 1937) adalah seorang pebisnis Amerika Serikat. Ia memiliki perusahaan minyak yang disebut Standard Oil, yang menjual minyak di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Ia merupakan miliarder pertama dalam sejarah dunia dan dianggap sebagai orang terkaya dalam sejarah Amerika, dan mungkin orang terkaya dalam sejarah dunia.


Februari, 2015
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah dua minggu di rumah saja

Setelah dua Minggu di rumah saja. Beberapa hari ini hujan mengguyur tak kenal ampun. Tak ada yang tahu akan seperti apa hidup ini.