Saya pernah baca seseorang berkata (padahal kenal pun tidak),
saya lupa tepatnya seperti apa, tapi kira-kira seperti ini, “Jika kamu ingin
membuat Tuhan tertawa, ceritakan rencanamu.”
Itulah, kenapa ketika berdo’a saya selalu menyempatkan
bercerita panjang lebar. Mungkin kalau manusia, sudah akan melempar bantal ke
muka saya, atau sekedar melengos pergi karena bosan. Tapi saya kira Tuhan
tidak. Buktinya, sampai sekarang masih dibiarkannya saya hidup dengan aman,
nyaman, dan damai. Kalau sampai pada bahasan ini, sungguh kadang saya merasa
menjadi orang yang pantang bersyukur. Bagaimana tidak, masih saja diantara do’a-do’a
itu selalu terselip keluh kesah yang tiada berujung. Padahal mungkin jangankan
Tuhan, malaikat pun akan menertawakan kedunguan saya yang tidak tahu berterima
kasih.
Perihal bercerita tentang rencana-rencana…sungguh manusia
itu makhluk yang paling pandai berencana. Sampai kadang, dianggapnya rencananya
lebih baik dari rencana Tuhan. Dia meminta, didengar, dikabulkan..dan kemudian
mengeluhkan apa yang dimintanya itu. Memintanya lagi, didengarNya lagi,
dikabulkan lagi…dan berakhir hanya untuk berkata, “seandainya tuhan tidak
mendengar do’aku.” Jadi..belakangan, saya lebih sering bercerita daripada
meminta. Bercerita lebih sering membuat saya merasa Tuhan dekat dan berteman. Sangat
berteman malah, karena saya bisa berbicara dengan Nya kapan saja, dimana saja.
Saya tak harus mengganggu teman di tengah kesibukannya bekerja, tak harus
membuat teman terpaksa meninggalkan kegiatannya hanya untuk mendengar
cerita-cerita saya, tak usah lagi merasa bersalah ketika melihat wajah lelah
teman yang tetap tersenyum meski saya tahu dia lelah hanya untuk bersedia
mendengarkan saya bercerita.
Dan saya yakin Tuhan tak tertawa karena menertawakan. Mungkin
Dia hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Yang jelas, saya yakin Tuhan
bukan pemarah, bukan pula pembosan, atau penggerutu. Tuhan selalu bersedia
mendengarkan, bahkan ketika semua orang telah bosan mendengar. Tuhan selalu
bersedia memandang, bahkan ketika tak seorang pun mau memandang. Pernah, saya
merasa telah kehilangan Tuhan. Bukan karena Dia yang pergi, tapi karena saya
yang tidak mau mendekat. Sampai akhirnya saya melihat, bahwa Tuhan ada dan
dekat. Lebih dekat dari aliran darah, lebih terdengar dari suara sendiri…
Dan saya..masih dengan rencana-rencana…masih dengan
cerita-cerita…yang akan segera saya ceritakan. Saya
yakin, Tuhan selalu bersedia mendengar..:)