Masihkah ada batas antara mimpi dan nyata?
Aku telah sampai.
Sepertinya...!
Pada kepulangan yang tak bernama,
kepada kata yang tak lagi menyapa.
Dan akhirnya..aku jadi juru kemudi pada bahteraku sendiri.
Kulihat ombak mendekat,
Melontar tanya yang kehilangan makna.
Pelayaran ini milik siapa?
Bukankah betapa jauhnya perjalanan hanya menjadi sesuatu yang akan dikenang?
Lantas, kemanakah perginya tujuan?
Kulintasi negeri demi negeri..
kutandai dengan senyum yang nyeri,
dan kutanggalkan wajah senja pada guratan batu karang.
Kemudian bersama nyiur-nyiur dan camar..
Di rumahku di kaki langit yang telanjang,
Aku rebah pada lelah.
Dan sebelum aku tidur panjang..
Tolong kecup keningku, Tuhan..!
(Aku, ujung waktu, 180515)
Mantap mil......
BalasHapus