Aku hanya penyendiri yang kecanduan sunyi.
Sehingga sepi kugandrungi seperti pagi pada matahari.
Demikian pula ketika kebisuan lebih memekakkan telinga ketimbang ramai yang terlambat datang, itu pun kusebut puisi.
Dan pada setiap ujung malam yang terdiam,
aku selalu mendengar waktu dan kenangan saling bergumam.
(Sudut Jendela, 010716)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar