Jumat, 01 Juli 2016

Dunia Kura-Kura

Aku mendapat sebuah buku tebal dengan isi yang tidak bikin bosan dibaca ratusan kali hanya dengan harga tiga ribu rupiah. Cuma tiga ribu rupiah! Aku ingat betul harganya. Dulu aku membelinya di toko buku di sebuah mall dalam tumpukan buku obralan. Ingat juga penjualnya seorang anak muda gondrong berkacamata yang rambutnya dia ikat ke belakang, mirip Uyan di Preman Pensiun. Buku itu pun berpindah tangan hanya dengan modal tiga ribu rupiah. Sungguh perasaanku berbunga-bunga. Sama lah kiranya seperti kau makan di Pizza Hut sekenyang-kenyangnya dan pelayannya bilang, "Bill nya tiga ribu rupiah!" Apa kau tidak akan tercengang? Aku pun berlalu dari toko buku dengan senyum mengembang. Melewati deretan toko-toko baju, tas, sepatu, aksesoris, bahkan kendaraan yang selalu hanya bisa kupandang. Keluar dari mall itu bagai  keluar dari tumpukan jerami. Dan berjalan-jalan ke pasar selalu lebih kusukai. Melihat pedagang sayur, penjual makanan, pedagang ikan, dan asongan. Itu pula yang kulakukan selepas bahagia dengan buku tiga ribu di tangan. Berjalan ke arah pasar , tanpa tujuan. Dan mengenai apa yang  kudapat di pasar itu, akan kueritakan. Aku mendapat sepasang kura-kura cantik berwarna hijau. Setelah  ditawar mati-matian, bukan tega pada penjualnya, tapi karena memang uangku pas pasan, akhirnya sepasang kura-kura beserta kandang dan makanannya untuk sebulan ke depan kubayar dengan harga lima puluh ribu rupiah. Entah kenapa aku membeli kura-kura, mungkin..karena aku selalu merasa mirip kura-kura. Diam dan lamban. Selalu sembunyi di balik cangkang. Dan memandang kura-kura di saat sedang sendirian seperti ini..bisalah membuatku merasa berkawan. Dan betul kiranya demikian. Setiap bangun aku  memandang sepasang kura-kura tersebut dan merasa dunia begitu sejuk. Dunia sepi yang dingin. Dunia yang menjaga kewarasan tetap diam pada tempatnya. Dunia yang berhasil menyelamtkanku dari keinginan menjadi tiada. Ya, dunia kura-kura.

22 Januari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah dua minggu di rumah saja

Setelah dua Minggu di rumah saja. Beberapa hari ini hujan mengguyur tak kenal ampun. Tak ada yang tahu akan seperti apa hidup ini.