Oleh : Noer Milansyah
Terjebak dalam lorong waktu
gelap dan pengap.
Tidak sedang memburu atau diburu.
Hanya buntu.
Tak berwaktu.
Kehilangan jam di detak waktu.
Aliran zaman menyeretku dalam pembuluh rindu.
Akankah kutemuiMu?
Bukankah kita begitu dekat?
Sedekat jantung dengan detaknya?
Tetap buntu,
Tak berwaktu.
Aku terhenti dari jalanku.
Aku berputar dalam lorong-lorong berhantu.
Ketakutan yang menyakitkan.
Perih yang mengiris-iris.
Darah bercucuran dari nadi zaman.
Inikah rindu?
Sedang aku tak menemukanMu.
Buntu,
Tak berwaktu.
Inikah zaman batu?
Seperti hatiku yang tak mengenal peradaban.
Menjadi primitive bahkan.
Dan aku,
Hanya buntu.
Di lorong waktu.
10 juni 2014
10:59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar