Senin, 08 September 2014

Cerita di Angkot

Seangkot dengan sejoli anak SMA. Sepanjang jalan tak berhenti berceloteh, yang perempuan sepertinya "ngambek" pada teman prianya, terdengar dari pembicaraan mereka. Saya tak bermaksud menguping, tapi lha wong mereka duduknya tepat di depan hidung saya kok. Heheh..

Mereka mengobrol sangat serius. Sepertinya sedang ada masalah genting yang butuh penanganan 1x24 jam, tak bisa ditunda-tunda. Wajah keduanya serius. Mereka berbisik-bisik, sepertinya merembugkan sesuatu. Terus mereka membuka smartphone mereka, sibuk membuka-buka entah apa. "Tuh kan..lihat sendiri, aku harus gimana coba?" Ujar yang perempuan. Teman pria nya terlihat dengan penuh kesungguhan menenangkan dengan sejuta kata-kata yang menentramkan. 

Saya penasaran, masalah apakah gerangan yang sedang menimpa mereka. Jadi saya pasang kuping baik-baik, menyimak setiap kata yang keluar dari mulut mereka. Tapi ujung-ujungnya saya jadi tertawa sendiri. Ternyata, masalah darurat yang sedang mereka hadapi adalah urusan memasang foto selfie di instagram, dan salah seorang teman nya ada yang komentar bahwa lipstik yang dia pakai terlalu terang warna nya. Hehehe

Memperhatikan mereka, saya kok jadi mikir sendiri. "Sesederhana itukah hidup di mata mereka?" Saya jadi sedikit iri, kok rasanya enak ya jadi remaja seperti mereka yang "urusan daruratnya" cuma sekedar salah memakai lipstik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah dua minggu di rumah saja

Setelah dua Minggu di rumah saja. Beberapa hari ini hujan mengguyur tak kenal ampun. Tak ada yang tahu akan seperti apa hidup ini.