Kamis, 01 Mei 2014

Refleksi

Beberapa hari ke belakang, saya disibukkan oleh kegiatan yang lumayan padat di Sekolah. Kelas 6 menghadapi Ujian Nasional, dan kelas yang lainnya menghadapi UAS. Belum semua materi tersampaikan, ditambah lagi begitu banyaknya tugas administrasi yang harus dipenuhi. Terkadang, di tengah sibuknya hari, sesekali saya perhatikan lekat-lekat wajah anak-anak murid saya. Sekilas ada perasaan bersalah, betapa selama ini, akhir-akhir ini, terutama tahun ini, saya tidak terlalu "memperhatikan " mereka. Wajah-wajah mereka lebih sering memperlihatkan mimik lelah daripada senang. Apakah mungkin saya telah jauh melenceng dari tujuan pembelajaran yang sebenarnya?

Saya akui, akhir-akhir ini hanya lebih mengedepankan aspek pengetahuan saja. Tak lebih tak kurang. Padahal, aktivitas belajar merupakan suatu proses yang terpadu. Ketika anak belajar, maka seluruh aspek terlibat aktif. Aspek fisiologis, intelektual, sosial, emosional, dan moral, seluruhnya saling mempengaruhi. Belajar merupakan suatu proses yang harus dapat membantu  mengoptimalkan perkembangan anak sebagai manusia utuh. Dalam prosesnya pun, anak harus diposisikan sebagai titik sentral, dan aktivitas pembelajaran yang diciptakan pun harus membuat anak terlibat sepenuh hati dan secara aktif menggunakan berbagai potensi yang dimilikinya.
Saya semakin merasa bersalah saja, betapa akhir-akhir ini saya telah membiarkan anak-anak terjebak dalam situasi kelas yang tidak menyenangkan, membosankan, dan mungkin melelahkan buat mereka. Saya telah lupa untuk membuat kelas menjadi ruangan yang penuh kesenangan. Mereka seharusnya bersenang-senang di kelas, bukan menampakkan wajah tegang dan lelah. Tidak mudah memang, apalagi yang saya rasakan selama ini bahwa menjadi seorang guru itu sulitnya bukanlah mengajar, tetapi membelajarkan anak, yaitu membuat anak aktif melakukan berbagai bentuk kegiatan di dalam dan di luar kelas.

Semoga besok, akan jadi hari baru yang lebih menyenangkan buatku dan buat anak-anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah dua minggu di rumah saja

Setelah dua Minggu di rumah saja. Beberapa hari ini hujan mengguyur tak kenal ampun. Tak ada yang tahu akan seperti apa hidup ini.